A. Latar Belakang Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat kompleks, memperoleh pengetahuan yang komprehensif tentang manusia cukup sulit. Struktur tubuhnya, serta masalah yang dihadapinya, keduanya cukup rumit. Pendidikan manusia tidak hanya berarti mendidik, tetapi juga memahami hakikat manusia. Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua yang termulia antara kamu!”. Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut yang melakukannya.”. Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu syahwat, Akal, dll). Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Artinya, menjelma menjadi manusia itu sungguh-sungguh utama, sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia. Keprihatinan dan kerahiman Tuhan menjadi pegangan kehidupan manusia pada pertanyaan-pertanyaan yang paling dasariah, dan sikap Tuhan menjelma sebagai pedoman utama untuk semua usaha manusia: membawa sesama keluar dari tempat perbudakan menuju “kebebasan anak-anak Allah” (Rm 8:21). Sejatinya agama diturunkan Tuhan adalah untuk manusia. Sehingga penerapannya lebih kepada usaha memanusiakan manusia agar menjadi manusiawi. Prinsip dasarnya adalah bagaimana melalui ajaran agama kehidupan manusia selalu dalam keadaan sejahtera dan bahagia, diliputi suasana aman, nyaman, rukun, dan damai. Manusia tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah natur maupun keadaan keberdosaannya (Roma 3:9-20). Maka jelaslah bahwa manusia memerlukan suatu perubahan yang radikal dan menyeluruh yang memampukannya untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan. Regenerasi adalah solusi yang disediakan Allah bagi manusia. eGkPi7.

tuhan menjelma menjadi manusia